IKHLAS

Ikhlas
Ikhlas adalah Rahasia anatara Allah dan hamba-Nya. Ia tidak diketahui malaikat, sehingga ia tiada kuasa menuliskannya. Tiada pula diketahui setan, sehingga ia tiada kuasa merusaknya.

Makna Ikhlas
Ikhlas adalah memaksudkan ucapan, perbuatan, diam, bergerak, yang dirahasiakan, yang ditampakkan, hidup atau mati hanya untuk ridha Allah

Macam-macam pengertian Ikhlas
Pertama, Ikhlas adalah mengkhusyukan tujuan semua perbuatan kepada Allah semata.
Kedua, Ikhlas adalah melupakan pandangan manusia, sehingga kita hanya melihat sang pencipta saja.
Ketiga, Tidak memaksudkan perbuatan agar disaksikan orang. Namun memaksudkan perbuatan agar di lihat Allah saja.

Demikianlah ikhlas merupakan kunci amalan ibadah hati. Semua perbuatan yang bersifat ibadah, tidak pantas dilakukan kecuali atas dasar mencari ridha Allah.
Mungkin anda bertanya, kita memang harus ikhlas dalam amal ibadah, namun mengapa harus ikhlas dalam amal kebiasaan ? dalillnya adalah firman Allah.
“katakanlah, ‘sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, rabb semesta alam. Tiada sekutu bagiNya dan demikian itulah yang di perintahkan padaku..” (Al-an’am:162-163)

Ikhlas penolong dari musibah dunia
Ikhlas merupakan rahasia yang hanya diketahui oleh pemiliknya dan allah semata. Maka, tatkaala hamba merasa ingin menangis, dan hatinya berdetak ingin melakukan ketaatan, itulah detik-detik munculnya keikhlasan.
Ikhlas memang sulit dan berat. Ya, sangat berat. Bayangkan kita harus memurnikan semua sisi hidup kita dari segala perbuatan yang kita rahasiakan dan kita tampakkan.
Seorang berkata, "Sesuatu yang paling mulia di dunia adalah ikhlas, paling mulia lagi paling susah. “
Seorang tabiin mengatakan, “ikhlas satu jam merupakn keselamatan seumur hidup.”
Mampukah kita ikhlas satu jam saja? Karena ikhlas dalam satu jam terdapat keselamatan bagi kita seumur hidup.

Perbaikan niat awal keikhlasan
Pintu gerbang keikhlasan ialah sesuatu yang bernama niat. Sehingga jika kita ingin ikhlas, kita harus selalu memperhatikan niat.
Pertama  niat dalam ibadah : jangan sampai kita melakukan sesuatu tanpa didasari niat. Baik ketika menuntut ilmu, melakukan shalat atau pergi haji dan umrah. Bagaimana mencarinya? Mulailah dari hal kecil. Mulailah dengan amal ketaatan. Usahakan agar kita tidak keluar rumah sebelum memepunyai niat.
Kedua niat adalam adat kebiasaan : niat mengubah adat kebiasaan menjadi ibadah. Contohnya belajar. Agar bisa ikhlas, kita harus mempersiapkan niat. Karena gerbang ikhlas adalah niat. Alau apa yang kita lakukan? Kita harus memikirkan kenapa kita harus belajar! Katakanlah, “aku akaan belajar karena orang shaleh tak layak gagal.”
Ketiga niat dalam perkara yang kita tidak mampu.
Berniatlah pada perkara yang kita tidak mampu! Apa yang kita tidak mampudari ketaatan ? Haji, Umrah? Katakan, “Ya Allah, jika engkau memberiku harta, maka aku akan melakukan umrah, mengujungi masjid rasul setiap tahun.” Dengan ini kita telah meraih pahala umrah setiap tahun.


RIYA
Kata riya berasal dari kata ru’iyah yang berarti penglihatan manusia. Sesuatu itu disebut riya, bila ingin di lihat oleh manusia.
Dalam hadist Qudsi Allah berfirman, “Barangsiapa beramal, dan menyekutukanKu dengan yang lain. Maka itu buat yang menyekutukannnya denganKu maka aku akan berlepas diri darinya.”

Bentuk-bentuk Riya
Riya secara ternang-terangan adalah bentuk terburuk yang membisikan kepada pelakunya, “ lakukan amal ibadah ini hingga manusia melihatmu.” Inilah riya dalam asal-usul perbuatan, yang muncul sebelum perbuatan dilakukan, bukan disaat sedang beramal.
Riya dalam bentuk samar. Pertam akali meniatkan amal kepada Allah. Lalu saat dilihat manusia ia membagus-baguskan shalat agar dianggap khusyuk.

Hukum beramal dengan Riya’
Jika kita melakukan riya pada asal perbuatan, artinya kita ridak mau melakukan perbuatan kecuali bila dilihat manusia, maka disitu tidak ada pahala sama sekali. Bahkan ia adalah dosa besar yang layak mendapat murkaNya. Kita harus waspada dari perbuatan syirik ini.

Tanda-tanda Ikhlas
Pertama, selalu waspada terhadap diri sendiri, dan menganggap seuatu kurang.
Kedua, tidak mengemis pujian dari manusia.
Ketiga, jangan berubah meski manusia berbuat kerusakan.
Keempat, jadikanlah niat sebgai poros hidup kita.
Kelima, kita menyembunyikan amal kebaikan, kecuali agar diteladani manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Percakapan Bahasa Jepang

Ada pengabdian dibalik usaha balik Modal Dokter

Nilai, Sikap dan Perilaku Organisasi